Jumat, 05 November 2010

High Risk High Return? Benarkah...


High Risk High Return begitu melekat pada dunia forex. Tapi benarkah selalu begitu?

Sebenarnya faktor "high" ini tergantung dari cara sang trader memperlakukan modalnya.
Dengan position sizing dan money management, high risk high return bisa berubah menjadi low risk low return.

Bagi pemula penting sekali untuk menempatkan forex sebagai low risk.
Dengan low risk ini para pemula bisa belajar trading live lebih lama.
Target pemula bukanlah melipatgandakan uangnya dalam satu atau tiga bulan, target pemula forex trader adalah survive. Dalam masa survive ini akan banyak sekali pengalaman yang bisa mengasah kemampuan sang trader.

Contoh menjadikannya low risk adalah dengan memasang order tidak lebih dari 1% margin trading, Tiap satu sesi trading selesai baik win atau loss tulis lah catatan dalam jurnal forex pribadi dan analisa. Pengalaman adalah guru yang baik, belajarlah dari pengalaman trading Anda sendiri.
Kemudian, tidak membuka posisi lebih dari 2 kali dalam satu hari, masuklah pasar apabila benar-benar ada sinyal untuk masuk, jangan memaksakan kehendak anda terhadap pasar. Terkadang apa yang Anda lihat hanyalah proyeksi dari apa yang ingin Anda lihat.

Sejalan dengan waktu, low risk low return bisa anda naikan menjadi low risk medium return, atau bahkan bisa menjadikannya low risk high return. Tapi kalau malah high risk low return, sebaiknya analisa ulang, apakah forex memang cocok buat Anda.