Minggu, 03 Oktober 2010

Forex for a Living (tulisan ke-2)

Perlakukan bisnis forex sebagai bisnis, dan bukan sebagai ajang perjudian.

Judi memang mengasyikan. Sakin asiknya judi, candu yang dihasilkan dari judi bisa melebihi candu dari rokok ataupun minuman keras.
Tapi bisnis selalu menuntut rasio, proses, waktu, kerja keras, disiplin, dan rutinitas. Suatu hal yang sangat dibenci oleh para pemalas, yang selalu ingin cepat mendapatkan hasil.

Relita...
Kenapa Casino di Las Vegas semakin kaya saja, walaupun dia dikenakan pajak yang tinggi untuk penghasilannya.

Sebuah casino telah diserbu oleh jutaan penjudi, dan apa yang terjadi? apakah kasino ambruk? Kasino malah makin kokoh. Kalaulah Indonesia memperbolehkan, maka dia akan mendirikan cabangnya di bumi pertiwi ini. Dan saya yakin, kasino yang didirikan di Indonesia bisa meraup keuntungan melebihi juragan kretek tanah air.

Apakah ada yang menang dalam judi? tentu saja ada yang menang, tapi sang pemenang akan menjadi pecundang dalam long term. Judi adalah ekspektasi negatif.

Forex....
Kalau anda memperlakukan forex sebagai ajang judi, maka ini juga adalah ekspektasi negatif. Cepat atau lambat sang penjudi tetap akan bangkrut. Dan kabar buruknya, trader yang cepat bangkrut lebih banyak dari trader yang lambat bangkrut.

Untuk mendapatkan return yang stabil dari forex, tidak bisa tidak, Anda harus memperlakukan forex sebagai bisnis.

Bagaimana caranya?
Mari kita sama-sama belajar.
Tanda-tanda orang yang telah memperlakukan trading forex sebagai bisnis adalah:
1. Tindakannya rasional dan tidak emosional (dibahas di postingan selanjutnya)
2. Menjalankan trading plan dan sistem trading dengan disiplin tinggi. (dibahas di postingan selanjutnya)
3. Mengikuti money management atau pengaturan keuangan yang ketat. (dibahas di postingan selanjutnya)

Untuk bisa menjalankan 3 hal di atas berarti Anda harus memiliki pribadi yang rasional, memiliki sistem trading yang baik, dan memiliki money manajemen yang tepat.